IPTEK VOICE : Biodiesel Ultrasonic

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Disisi lain produksi minyak bumi dalam negeri menunjukan penurunan. Hal ini makin membuka peluang penggunaan energi terbarukan seperti biodiesl,biogas dll untuk menguarangi impor dan akan digalakkannya penggunaan energi alternative dengan menggunakan potensi yang belum dimanfaatkan.Untuk lebih jelasnya Agung Sri Hendarsa,M.Eng (Chem.E) menyampaikan dalam program radio Kementerian Negara Riset dan Teknologi, IPTEK VOICE yang disiarkan oleh Bahana 101.8 FM, Selasa 8 Desember 2009 pada pukul 08.00-08.45.

Agung menjelaskan biodiesel Ultrasonik atau teknologi suara berfrekuensi ultra sebagai reaktor pemroses biodiesel sendiri bukanlah hal baru- meski di negeri sendiri masih banyak di tataran riset. Orisinalitas pada karya yang diajukan Agung dalam Festival Pemuda Berprestasi 2009 adalah ia merangkai jadi satu teknik yang menggantikan peran konvensional reaktor alir tangki berpengaduk itu dengan efisiensi bagian lain dalam proses produksi biodiesel. Penelitian ini adalah mengkaji proses pembuatan biodiesel dengan teknologi ultrasonik skala laboratorium.
Biodiesel secara umum adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan terbarukan atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati, minyak hewani atau dari minyak goreng bekas atau daur ulang.

Dalam proposal yang ditawarkannya juga merancang satu industri biodiesel yang mampu berproduksi sampai 30 juta liter per tahun-sebuah skala produksi terkecil di industri yang tergolong besar. Di situ ia mencantumkan hasil hitungannya bahwa dengan teknologi ultrasonik, total pengeluaran sebesar Rp 19 miliar akan kembali dalam 21 bulan.

Agung juga menjelaskan proses pembuatan biodiesel yang ada saat ini dinilai kurang optimal karena waktu reaksi untuk memproduksi biodiesel masih cukup lama, sehingga jumlah produksi biodiesel yang dihasilkan persatuan waktupun belum optimum.Selain itu diperlukan kualitas bahan baku dalam hal ini minyak nabati berkadar asam bebas yang rendah sehingga ongkos bahan baku menjadi tinggi. Untuk itu diperlukan inovasi teknologi pembuatan biodiesel yang mampu mengolah minyak nabati mutu rendah. Produksi biodisel persatuan waktu dapat ditingkatkan dengan proses yang ada dengan memperisngkat waktu reaksi biodiesel.(rgp,dw/adpdki)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Perusahaan Yang Barokah dan Rizki Melimpah Halalan Thoyiban (Bagian Kedua)

Alhamdulillah di terminal waktu 36 tahun (8.11.77 ~ 8.11.13). Luruskan Niat Sempurnakan Ikhtiar