169 Juta Penduduk Indonesia Belum Terlayani Air Bersih

Selasa, 3 Mei 2011 - 18:42 WIB
169 Juta Penduduk Indonesia Belum Terlayani Air Bersih
JAKARTA (Pos Kota) – Hampir 100 persen sumber air minum di kota besar  di Indonesia tercemar bakteri E Coli dan Coliform. Sungguh ironis mengingat kecenderungan konsumsi air bersih justru naik dari waktu ke waktu.

“Sebanyak 80 persen pencemaran itu dari limbah domestik. Artinya, itu sumbangan dari individu per individu. Karenanya, kita harus peduli dengan sumber daya air, termasuk selokan,” kata Direktur Pemukiman dan Perumahan Bappenas, Nugroho Tri Utomo, Selasa (3/5), dalam Diskusi Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, Selasa (3/5), di Jakarta.
Talkshow bertema ‘Peran Stakeholder dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu ini digelar Bappenas dan Danone Aqua, memperingati Hari Air Sedunia.

Diperkirakan pada 2025, hampir 3,5 miliar manusia akan mengalami kekurangan air dan 2,5 miliar manusia di antaranya, akan hidup tanpa sanitasi yang layak. Penyebabnya, air selalu dihamburkan, dicemari, dan disia-siakan.

“Di Indonsia, kebutuhan air bersih semakin mendesak. Kecenderungan konsumsi air diperkirakan terus naik hingga 17-30 persen per kapita per tahun. Sedangkan ketersediaan air bersih cenderung melambat akibat kerusakan dan pencemaran,” ungkapnya.

Piter Hehanusa, anggota Dewan Air Nasional,  menyebutkan sekitar 169 juta rakyat Indonesia (56-60 persen) belum memiliki akses terhadap air bersih. Sementara itu, penduduk Indonesia yang bisa mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, baru mencapai 20 persen dari total penduduk.

Upaya pemerintah melalui 372 PDAM untuk memenuhi kebutuhan air, dinilainya, belum maksimal. Pemerintah baru memiliki 7,1 juta sambungan air bersih yang hanya mampu melayani 35,5 juta jiwa. Itu juga hanya dinikmati sebagian besar warga perkotaan.

“Artinya, masih ada 82 persen rakyat Indonesia terpaksa menggunakan air yang tak layak secara kesehatan,” ujarnya.
Kepala Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan, Kementerian ESDM, Dodid Murdohardono, menambahkan, pencemaran air secara pasti telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih di Indonesia.

Hal ini semakin diperburuk dengan lemahnya pengawasan dan keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar membuat problem pencemaran air menjadi masalah kronis yang semakin parah.
“Buruknya kualitas air sungai juga diakibatkan adanya hunian liar di sepanjang sungai. Ini permasalahan umum yang ditemui di sungai-sungai di perkotaan,” tambahnya.

(Sumber : Pos Kota Online)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Perusahaan Yang Barokah dan Rizki Melimpah Halalan Thoyiban (Bagian Kedua)

Alhamdulillah di terminal waktu 36 tahun (8.11.77 ~ 8.11.13). Luruskan Niat Sempurnakan Ikhtiar