Aozora : Perjalananku dulu, kini dan nanti (4)

Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK adalah hal yang paling ditakuti oleh karyawan mana pun termasuk saya waktu itu. Kata PHK itu menjadi sangat sensitif bagi setiap karyawan. Bagaimana tidak? Sang karyawan yang telah mendedikasikan waktu dan diri, serta keluarga termasuk masa depannya kepada perusahaan tempat dia bekerja. Sedangkan perusahaan dan pemilik serta jajaran direksi plus manajernya kadang-kadang 'tidak dewasa' dalam menjalankan usaha dan terkesan 'main-main' bahkan tidak tahu visi dan misinya sendiri. Perusahaan seperti itu ada dan mungkin banyak di Indonesia yang hari ini buka dan besok tutup seenak perut pemiliknya, hari ini merekrut karyawan banyak besok ternyata diPHK mendadak alasan klasik kondisi ekonomi perusahaan. Sense inilah yang terkadang terkesan sama antara pengusaha dan pedagang kaki lima.

Pengusaha belum tentu seorang entrepreneur, sedangkan Entrepreneur adalah pengusaha. Jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship dapat diajarkan kepada siapa pun termasuk karyawan. Namun demikian Entrepreneurship tidak langsung equal sama dengan Entrepreneur. Seorang entrepreneur pasti memiliki entrepreneurship.
Seorang entrepreneur adalah seorang yang membuka usaha atau pemilik usaha/pioneer dan dia harus tahu outcome dari usahanya secara bertanggung jawab, memiliki visi dan misi yang jelas serta mendemonstrasikan kepemimpinannya terhadap karyawan atau pegawainya dan memiliki konsep manajemen yang baik dalam mengelola usahanya. Entrepreneur dituntut untuk memiliki inovasi dalam usahanya serta mampu melakukan problem solving disetiap perjalanan usahanya dengan tidak merugikan pihak lain atau karyawannya.
Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan atau jiwa kemandirian dalam menjalankan tugas dg visi & misi dan memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap diri dan tugas yang dikerjakannya. Memiliki inovasi serta mampu melakukan problem solving dalam tugasnya serta berinisiatif sebagai pioneer.

Saya lanjutkan cerita perjalanan saya setelah di PHK.

Ketika saya menerima surat PHK itu, seakan-akan beban dipundak terasa berat sekali. Siap atau tidak kehidupan baru harus saya mulai. Semuanya serasa bersamaan waktunya, kena PHK, istri habis melahirkan anak kedua, dan rumah sedang renovasi. Semua jalan usaha yg kira2 logis dan halal saya coba, termasuk opsi melamar kerja kembali. Cerita tentang melamar kerja, baru kali ini saya benar-benar melamar kerja dan ikut test ke test. Sejak saya lulus kuliah dari Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kemudian melanjutkan kuliah S2 Teknik Kimia di Nagoya University, Jepang, saya termasuk orang yg tidak melamar kerja namun perusahaan atau pekerjaanlah yang datang dan 'meminang' saya. Alhamdulillah. Dan pekerjaan terakhir saya yg telah mem-PHK pun dulunya meminang saya dengan menawarkan kerjasama serta posisi yg strategis, namun Alloh menunjukkan jalan saya yang lain yang insya Alloh jauh lebih baik.
Alhamdulillah ketika saya bekerja di perusahaan orang lain, saya selalu berusaha menjadi lebih baik dari waktu kewaktu dan menunjukkannya dengan prestasi kerja yg gemilang. Dari mulai saya bekerja, tugas yg saya emban selalu mengasah jiwa leadership dan entrepreneurship. Mulai dari membuat departemen baru dan memimpinnya, hingga membuatkan perusahaan plus manajemen baru serta memimpinnya. Didalam pekerjaan kebetulan saya selalu dipercaya untuk menjadi pioneer dan dituntut berinisiatif.
Kebanyakan saya mempelajari leadership dan entrepreneurship dengan melihat contoh, by exercise dan membaca buku-buku leadership khususnya Sirah Nabawiyah.
Sehingga saya bisa katakan bahwa leadership dan entrepreneurship bisa dibangun didalam setiap individu melalui proses menyerap ilmu orang lain, berlatih terus dan membaca. Dulu saya merasa tidak banget untuk hal leadership dan entrepreneurship, namun saya berusaha membongkar mental block tersebut dengan niatan saya harus lebih baik dari waktu ke waktu dan bermanfaat buat orang yg memerlukannya.
Ketika sekolah ataupun kuliah di Indonesia termasuk jarang ikut organisasi sekolah atau mahasiswa, dibalik rasa kepercayaan diri yang kuat saya termasuk anak yang minder dalam masalah pergaulan dan komunikasi. Namun alhamdulillah mental block itu bisa diatasi dengan perjalanan waktu dan tempaan hidup yang saya jalani.
Saya menemukan diri saya yang baru dan kemanfaatan atas diri saya ketika kuliah di Jepang. Rasa tidak ingin mensia-siakan setiap kesempatan dan peluang serta waktu alhamdulillah tumbuh dari waktu ke waktu. Teman-teman Jepang saya di laboratorium Mori (Mori kenkyushitsu) telah menjadi salah satu inspirator hidup saya dengan ketekunan, ketabahan dan kegigihan serta entrepreneurship plus leadership. Team work yang berkarakter selalu dibutuhkan dalam pencapaian target yang berkesinambungan. Berhenti berusaha dan puas hanya dengan satu keberhasilan bukanlah jiwa seorang Samurai atau Shogun. Sehingga keberhasilan satu titik harus dilanjutkan dengan usaha keras yang baru untuk keberhasilan yang baru dan begitu seterusnya. Sehingga yang merasakan manfaat atas keberhasilan itu tidak hanya kita namun juga kohai/follower kita.

Dengan bekal ilmu itulah saya berusaha menepis kegalauan hati disaat-saat PHK. Meskipun saya harus melakukan manuver utk melamar kerja sambil melakukan mapping bisnis, yang terpenting otak saya tidak boleh berhenti berpikir. Saya gali lagi dan alhamdulillah saya menemukan benang merah antara bekerja tetap dan tetap bekerja. Dan dalam suasana berkesempitan itulah Alloh seakan-akan sangat dekat dengan kita. 'Ibu' itulah sosok seorang wanita yg begitu luar biasa buat saya dan selalu saya ingat Ibu ketika saya melakukan terobosan-terobosan hidup baru. Beliaulah yang buat saya inspiratornya inspirator. Semua yang saya rasakan perubahan-perubahan setiap fase hidup tidak lepas karena Ibu telah menanamkan dasar2 yg kuat dalam diri saya. Sehingga dengan mudah dapat menyerap hal-hal baik dan menghalau hal buruk yang menjadi pelajaran hidup. 'Istri' itulah sosok wanita kedua setelah ibu yang begitu besar jasanya mendampingi naik turunnya fase kehidupan. Dua orang wanita itulah yang tidak pernah berhenti mengoreksi dan memberikan dukungan terhadap kemajuan saya.

Suatu hari saya dipanggil test disebuah perusahaan besar dengan nama besarnya namun ciut nyalinya. Ciut nyalinya? Ya, perusahaan tersebut terkenal dengan link almamater tertentu, dan semua pesaing adalah dari almamater tsb kecuali saya dan yang menembus sampai fase test terakhir kebetulan saya seorang diri. Posisi yang ditawarkan di manajerial. Sampai pada kesempatan interview, pihak HRD mengatakan ke saya bahwa CV saya terlalu bagus dengan segala prestasi yang ada, dia sedikit kuatir dengan kemungkinan terjadinya goncangan di manajerial jika menerima saya terlebih dari almamater yang berbeda. Saya jelaskan bahwa seseorang yg sdh masuk di satu organisasi perusahaan tentunya harus memperjuangkan visi dan misi perusahaan itu, masalah almamater sdh harus dilupakan karena itu hanya menciptakan barier dan penghambat bagi kemajuan perusahaan. Dan seperti yang saya duga, akhirnya pihak HRD menginginkan dilakukan test kesehatan, padahal diawal test dijelaskan bahwa interviewlah test terakhir.
Melihat kondisi yang kurang nyaman, saya ikuti saja kemauan perusahaan karena menurut saya masih melihat hal yang wajar tentang tes kesehatan tersebut.
Disaat test kesehatan saya tanyakan ke dokter pemeriksa apakah cacat bawaan yang ada didiri saya menjadi penghalang profesi dan dipersyaratkan oleh perusahaan yg mau menghire saya, dan jawaban dokter itu jelas sekali tidak ada halangan karena posisi manajer. Dan dihari yang ditunggu2 pengumuman akhir, saya mendapatkan surat cinta yang berisikan penolakan dengan alasan kesehatan. Saya merasa harus minta penjelasan yang tepat soal itu, dan pihak HRD, user, manajemen serta direksi semuanya menghindar setiap kali saya telpon. Akhirnya pihak HRD mau menjelaskan dengan penjelasan yang sangat menyakitkan dan menghina saya.

Sedih sekali rasanya mendengar hinaan yang menyakitkan, dan itu menjadikan saya dendam namun dendam positif. Akhirnya dari hasil istikharoh yang dilakukan, saya putuskan untuk mendirikan perusahaan bersama kedua partner saya, mas Henri Prakoso dan mas Narso Marino dibawah bendera PT Aozora Agung Perkasa. Http://www.aozora-aap.com

Bagaimana kisah selanjutnya, mohon bersabar ya insya Alloh akan saya sharingkan setelah tanggal 3 Juli ini. Mohon doa dan dukungannya, insya Alloh tanggal 3 Juli ini saya ikut ujian masuk program Doktor (S3) di Universitas Indonesia. Bismillahi tawakaltu alallahu.
Jika ingin berinteraksi diskusi dengan saya silakan follow twitter @agunghendarsa .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Perusahaan Yang Barokah dan Rizki Melimpah Halalan Thoyiban (Bagian Kedua)

Alhamdulillah di terminal waktu 36 tahun (8.11.77 ~ 8.11.13). Luruskan Niat Sempurnakan Ikhtiar